Minggu, 29 Juli 2012

Disiplin Kerja


BAB III
Disiplin, Efisiensi, Efektivitas dan Produktifitas Kerja
A.   Disiplin
1.    Pengertian Disiplin Kerja
Sinungan (2003:145) menyatakan bahwa ”Disiplin adalah sebagai sikap mental yang tercermin dalam perbuatan dan tingkah laku perorangan, kelompok atau masyarakat berupa ketaatan (obedience) terhadap peraturan-peraturan yang ditetapkan pemerintah atau etika, norma, dan kaidah yang berlaku dalam masyarakat untuk tujuan tertentu”. Disiplin mempunyai pengertian yang berbeda-beda dari berbagai pengertian itu dapat disarikan beberapa hal sebagai berikut (Sinungan, 2003:146)
a.    Kata disiplin (terminologis) berasal dari kata latin yaitu disiplina yang berarti pengajaran, latihan dan sebagainya (berawal dari kata disiplus yaitu seorang yang belajar). Jadi secara etimologis ada hubungan pengertian antara discipline dengan disciple (Inggris) yang berarti murid, pengikut yang setia, ajaran atau aliran.
b.    Latihan yang mengembangkan pengendalian diri, watak atau ketertiban dan efisien.
c.    Kepatuhan atau ketaatan (obedience) terhadap ketentuan dan peraturan pemerintah atau etik, norma dan kaidah yang berlaku dalam masyarakat.
d.    Penghukuman (punishment) yang dilakukan melalui koreksi dan latihan untuk mencapai perilaku yang dikendalikan (controlled behaviour).

Berikut beberapa pengertian disiplin menurut beberapa ahli yaitu :
Disiplin menunjukkan suatu kondisi atau sikap hormat yang ada pada diri karyawan terhadap peraturan dan ketetapan perusahaan” Sutrisno (2009:85).

”Disiplin kerja adalah bentuk pelatihan yang menegakkan peraturan-peraturan perusahaan” Robert & John (2002:314).

Disiplin merupakan satu prosedur yang mengoreksi atau menghukum seorang bawahan karena melanggar aturan atau prosedur” (Dessler, 1998:275).

Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Kesadaran disini merupakan sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Jadi, dia akan mematuhi atau mengerjakan semua tugasnya dengan baik, bukan atas paksaan. Sedangkan kesediaan adalah suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan seseorang yang sesuai dengan peraturan perusahaan, baik yang tertulis maupun tidak tertulis.” (Hasibuan dalam Tita 2008:14)

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja adalah suatu keadaan tertib dimana keadaan seseorang atau sekelompok orang yang tergabung dalam organisasi tersebut berkehendak mematuhi dan menjalankan peraturan-peraturan perusahaan baik yang tertulis maupun tidak tertulis dengan dilandasi kesadaran dan keinsyafan akan tercapainya suatu kondisi antara keinginan dan kenyataan dan diharapkan agar para pegawai memiliki sikap disiplin yang tinggi dalam bekerja sehingga produktivitasnya meningkat.

2.    Tujuan Disiplin Kerja
Secara umum dapat disebutkan bahwa tujuan utama disiplin kerja adalah demi kelangsungan organisasi atau perusahaan sesuai dengan motif organisasi atau perusahaan yang bersangkutan baik hari ini maupun hari esok. Sebagaimana dikemukakan oleh Sastrohadiwiryo dalam Irwan (2006:22) secara khusus tujuan disiplin kerja pegawai, antara lain :
a.    Agar para pegawai menepati segala peraturan dan kebijakan ketenagakerjaan maupun peraturan dan kebijakan organisasi yang berlaku, baik tertulis maupun tidak tertulis, serta melakukan perintah manajemen dengan baik.
b.    Pegawai dapat melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya serta mampu memberikan pelayanan yang maksimum kepada pihak tertentu yang berkepentingan dengan organisasi sesuai dengan bidang pekerjaan yang diberikan kepadanya.
c.    Pegawai dapat menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana, barang dan jasa organisasi dengan sebaik-baiknya.
d.    Para pegawai dapat bertindak dan berpartisipasi sesuai dengan norma yang berlaku pada organisasi.
e.    Pegawai mampu menghasilkan produktivitas yang tinggi sesuai dengan harapan organisasi, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

B.   Efisiensi
1.    Efisiensi Kerja
Efesiansi Kerja lewat upaya pemberdayaan tenaga pendidik dan kependidikan. Upaya pemberdayaan tersebut antara lain :
a.    Memperbaiki sikap kerja, yaitu kesadaran dan kesediaan menepati dan memenuhi jam kerja, tata tertib kerja, termasuk menerima tambahan tugas dan bekerja dalam satu tim.
b.    Hubungan antara tenaga kerja dan pimpinan kerja yang tercermin dalam usaha bersama untuk meningkatkan produktivitas melalui lingkaran pengawasan mutu (Quality Control Circle).
c.    Manajemen produktivitas, yaitu manajemen yang efesien mengenai sumber dan system kerja untuk mencapai peningkatan produktivitas.
d.    Efesiensi tenaga kerja, pembagian tugas dan penempatan bidang tugas yang pas dengan kemampuannya.

C.   Efektivitas Kerja
Tujuan utama dari penataan aktivitas manajemen adalah upaya untuk pencapaian tujuan perusahaan dengan menggunakan seluruh sumber daya yang dimiliki secara efektif dan efisien. Pengertian efektivitas dalam suatu organisasi mempunyai arti yang berbeda-beda, tergantung dari kerangka acuan yang dipakainya.
Hal ini disebabkan keanekaragaman sifat dan komposisi dari aktivitas suatu organisasi. Maka tidak mengherankan bila terdapat pertentangan pendapat tentang pengertian dan kriteria pengalaman. Misalnya para manajer dan analis sering berbeda pendapat bahwa hanya ada satu kriteria evaluasi yang layak untuk efektivitas kerja yaitu gaji. Namun tidak semua demikian, karena adanya sebagian perusahaan mengutamakan laba.
Menurut Emerson (Handayaningrat) (1990 : 16) : “Effectiveness is a measuring in term of attaining prescribed goals or objectives.”  Artinya  “Efektivitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.”
Pengertian di atas dapat diartikan bahwa efektivitas yaitu bila sasaran atau tujuan telah tercapai sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya  adalah efektif, tetapi kalau tujuan atau sasaran itu tidak selesai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan maka pekerjaan itu tidak efektif. Atau dengan kata lain efektivitas dapat diartikan sebagai suatu upaya peningkatan untuk mencapai suatu tujuan secara tepat yang ditimbulkan dari pengaruh suatu hal tertentu.
1.      Tujuan dan Upaya-upaya Dalam Efektivitas Kerja
Tujuan dari efektivitas kerja yaitu :
1)    Mencegah dan mengurangi terjadinya tindakan-tindakan yang tidak diharapkan dari karyawan yang dapat mengganggu jalannya pekerjaan.
2)    Mencapai produktivitas yang tinggi, perusahaan harus dapat menimbulkan semangat kerja yang tinggi dari karyawan.
3)     Memproduksi lebih banyak keluaran (nilai rupiah dan unit jasa) dari setiap masukan.
4)    Mengembangkan rencana-rencana untuk mencapai tujuan-tujuan.
Sedangkan upaya-upaya dalam meningkatkan efektivitas kerja antara lain :
a.     Menetapkan standar-standar pelaksanaan kerja
Standar-standar pelaksanaan kerja harus ditetapkan untuk semua pekerjaan, agar tanggungjawab dan apa yang diharapkan para karyawan jelas.
b.     Merumuskan secara jelas tanggungjawab perusahaan
Bila tanggungjawab pekerjaan tidak jelas dan berubah-ubah, para karyawan akan frustasi, hasilnya dapat berupa kualitas rendah.
c.      Komitmen dengan implementasi
Harus mengimplementasikan segala yang akan menghasilkan peningkatan produktivitas.


D.   Definisi Produktivitas
Produktivitas adalah suatu konsep yang bersifat universal yang bertujuan untuk menyediakan lebih banyak barang dan jasa untuk lebih banyak manusia, dengan menggunakan sumber-sumber riil yang makin sedikit.” Produktivitas adalah suatu pendekatan interdisipliner untuk menentukan tujuan yang efektif, pembuatan rencana, aplikasi penggunaan cara yang produktivitas untuk menggunakan sumber-sumber secara efisien, dam tetap menjaga adanya kualitas yang tinggi.
Produktivitas mempunyai pengertiannya lebih luas dari ilmu pengetahuan, teknologi dan teknik manajemen, yaitu sebagai suatu philosopi dan sikap mental yang timbul dari motivasi yang kuat dari masyarakat, yang secara terus menerus berusaha meningkatkan kualitas kehidupan.
1.    Angkatan Kerja
Salah satu area potensial tertinggi dalam peningkatan produktivitas adalah mengurangi jam kerja yang tidak efektif. Lamanya buruh bekerja, dan proporsi penempatan waktu yang produktif sangat tergantung kepada cara pengaturan, latihan, pengaturan dan motivasinya.
 Beberapa penyelidikan menunjukkan bahwa waktu yang produktif berkisar 25% sampai 30% sedangkan yang tidak produktif karena kejelekan manajemennya kadang-kadang mencapai 50% lebih dan sisanya disebabkan adanya pekerjaan yang sia-sia ataupun karena sikap pekerjaannya
a.    Struktur Waktu Kerja
Analisa dan studi yang  berhati-hati terhadap semua komponen dan penggunaan waktu  yang tidak efektif  menyebabkan manajemen dan pengawasan mampu mengurangi sebab-sebab utama dari kerugian waktu serta membantu merencanakan teknik-teknik peningkatan produktivitas bagi kepentingan individu atau kelompok pelaksanaan.
b.    Peningkatan Efektifitas Dari Waktu Kerja
Masalah berikutnya adalah cara melaksanakan teknik peningkatan produktivitas menggunakan manajemen, penambahan material, perencanaan dan organisasi kerja yang lebih baik, latihan dan pendidikan, kepuasan tugas serta faktor-faktor lain yang mempengaruhi kualitas tenaga kerja maupun memanfaatkan cadangan-cadangan.

2.     Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas
Tenaga kerja atau pegawai adalah manusia yang merupakan faktor produksi yang dinamis memiliki kemampuan berpikir dan motivasi kerja, apabila pihak manajemen perusahaan mampu meningkatkan motivasi mereka, maka produktivitas kerja akan meningkat. Ada pun faktor- faktor yang mempengaruhi produktivitas yaitu:
a.    Kemampuan
adalah kecakapan yang dimiliki berdasarkan pengetahuan, lingkungan kerja yang menyenangkan akan menambah kemampuan tenaga kerja.
b.    Sikap
Sesuatu yang menyangkut perangai tenaga kerja yang banyak dihubungkan dengan moral, semangat kerja yang akan menghasilkan kepuasaan kerja . Kepuasan kerja secara umum menyangkut sikap seseorang mengenai pekerjaannya.
c.    Situasi dan keadaan lingkungan
faktor ini menyangkut fasilitas dan keadaan dimana semua karyawan dapat bekerja dengan tenang serta sistim kompensasi yang ada.pertama, perbaikan terus menerus, yaitu upaya meningkatkan produktivitas kerja salah satu implementasinya ialah bahwa seluruh komponen harus melakukan perbaikan secara terus-menerus.
d.    Motivasi
Motivasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu, atau usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau sekelompok orang tertentu bergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan atas perbuatannya.
e.    Upah
Upah atau gaji minimum yang tidak sesuai dengan peraturan pemerintah dapat menyebabkan penurunan produktivitas kerja. Pengertian ini mengisyaratkan bahwa keberadaannya di dalam suatu organisasi perusahaan tidak dapat diabaikan begitu saja.
f.     Tingkat pendidikan
Latar belakang pendidikan dan latihan dari tenaga kerja akan mempengaruhi produktivitas, karenanya perlu diadakan peningkatan pendidikan dan latihan bagi tenaga kerja.
g.    Perjanjian kerja
Merupakan alat yang menjamin hak dan kewajiban karyawan. Sebaiknya ada unsur-unsur peningkatan produktivitas kerja.
h.    Penerapan teknologi
Kemajuan teknologi sangat mempengaruhi produktivitas, karena itu penerapan teknologi harus berorientasi mempertahankan produktivitas.


Buku Membangun Psikologi Kerja dan Aplikasi Etika Profesi, karangan Zein Achmad